Negara Robotika – Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 negara paling maju dalam bidang robotika. Menurut Oxford Economics, jumlah robot yang digunakan secara global telah meningkat drastis selama dua dekade terakhir, dan jumlahnya kini mencapai 2,25 juta.
Selama ini, perusahaan semakin menyadari pentingnya otomatisasi untuk tetap kompetitif dalam industri, terutama dalam industri manufaktur.
Also Read
Meskipun sektor tenaga kerja mungkin merasa terancam oleh perkembangan baru dalam tren pasar ini, otomatisasi dan penerapan robotika adalah cara maju untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meminimalkan risiko kecelakaan.
Misalnya, pekerjaan manufaktur tertentu dapat berbahaya jika tidak dilakukan dengan cermat, seperti merakit komponen dan suku cadang yang berat atau menangani bahan kimia berbahaya.
Namun, robot dapat melakukan pekerjaan ini dengan lebih presisi dan efisien sekaligus menghilangkan risiko cedera pada manusia.
5 Negara Robotika Paling Maju
Berikut adalah 5 negara paling maju dalam bidang robotika.
Swedia
Kepadatan Robot dalam Tenaga Kerja: 343 unit robot per 10.000 karyawan
Swedia adalah salah satu negara paling maju dalam bidang robotika. Pada tahun 2022, terdapat 343 robot per 10.000 pekerja dalam keseluruhan tenaga kerja negara tersebut.
Swedia juga merupakan rumah bagi beberapa lembaga penelitian dan universitas seperti KTH Royal Institute of Technology di Stockholm dan Chalmers University of Technology di Gothenburg yang terlibat dalam sektor otomasi dan robotika.
Pada tahun 2021, Swedia menjadi berita utama untuk Eve, robot lab yang membantu mengotomatiskan proses penelitian bagi para ilmuwan.
Hong Kong, SAR
Kepadatan Robot dalam Tenaga Kerja: 333 unit robot per 10.000 karyawan
Hong Kong, negara yang dikenal dengan infrastruktur manufaktur dan penelitiannya yang canggih, telah membuat langkah signifikan dalam industri robotika akhir-akhir ini.
Pada tahun 2022, terdapat 333 robot di Hong Kong untuk setiap 10.000 pekerja manusia, yang berarti total sekitar 249.750 robot. Beberapa perusahaan robotika terkemuka di negara tersebut meliputi Cornerstone Robotics, CRONUMAX, ABBYY, dan Korah Limited.
Swiss

Kepadatan Robot dalam Tenaga Kerja: 296 unit robot per 10.000 karyawan
Menurut laporan IFR, Swiss berada di urutan kedelapan dalam daftar negara paling maju dalam bidang robotika.
Terdapat 296 robot untuk setiap 10.000 pekerja manusia dalam tenaga kerja negara tersebut pada tahun 2022.
Negara ini juga merupakan rumah bagi beberapa perusahaan robotika dan otomasi paling terkenal di dunia, seperti ANYbotics, ABB, dan Swisslog.
Selain itu, terdapat banyak lembaga penelitian dan universitas di Swiss seperti Institut Teknologi Federal Swiss (ETH) di Zurich yang secara aktif terlibat dalam penelitian dan pengembangan robotika.
Taiwan
Kepadatan Robot dalam Tenaga Kerja: 292 unit robot per 10.000 karyawan
Taiwan adalah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur, dan merupakan salah satu negara paling maju di dunia saat ini.
Negara ini juga memimpin dalam sektor robotika, terutama karena infrastruktur industri chipnya yang canggih.
Dengan perusahaan-perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company dan ASE Technology yang beroperasi di negara tersebut.
Pada tahun 2022, Taiwan memiliki 292 robot per 10.000 karyawan dalam tenaga kerjanya. Menurut laporan World Robotics 2023 oleh International Federation of Robotics (IFR).
Selain itu, Taiwan juga memiliki sejumlah perusahaan rintisan dalam industri robotika. Lalu ang paling terkenal di antaranya adalah Techman Robot, iDrink, MIRLE, dan HIWIN Corporation.
Amerika Serikat
Kepadatan Robot dalam Tenaga Kerja: 285 unit robot per 10.000 karyawan
Amerika Serikat adalah salah satu negara Barat paling maju dalam bidang robotika. Dengan rasio robot terhadap pekerja manusia sebesar 285 robot per 10.000 manusia.
Beberapa perusahaan teknologi terkemuka di AS seperti Nvidia Corporation (NASDAQ: NVDA), Rockwell Automation, Inc. (NYSE: ROK), dan Cognex Corporation (NASDAQ: CGNX) sangat berfokus pada robotika.
Hal itu menutupi kekurangan kecil yang dimiliki negara tersebut di bidang tersebut. (Fahma Ardiana)