Meningkatkan Skala Teknologi Digital – Wilayah pedesaan sangat penting bagi perekonomian global. Pada tahun 2023, 3,42 miliar orang, atau 43% dari populasi global, tinggal di wilayah pedesaan.
Di wilayah berkembang, angkanya jauh lebih tinggi. Misalnya, di Asia Selatan, 63,64% tinggal di daerah pedesaan.
Also Read
Mengingat besarnya modal manusia, bersama dengan sumber daya alam yang melimpah seperti tanah subur, air tawar, dan hutan, wilayah pedesaan relatif kurang berkinerja dalam mendorong nilai ekonomi.
Hal ini dapat dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kurangnya infrastruktur dasar, baik fisik maupun digital, ditambah dengan tantangan dalam mengakses layanan termasuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan keuangan.
Saat ini, kemampuan untuk memperoleh pendapatan berkelanjutan di lingkungan pedesaan di negara-negara berkembang secara bertahap menurun, menyebabkan migrasi perkotaan yang cepat, yang mungkin tidak berkelanjutan.
Pertimbangan dalam Meningkatkan Skala Teknologi Digital untuk Kemakmuran Pedesaan

Agar teknologi digital memiliki dampak transformatif, diperlukan pendekatan komprehensif untuk integrasi teknologi.
Beberapa pertimbangan utama bagi para pengambil keputusan yang berencana untuk menerapkan teknologi digital untuk kemakmuran pedesaan meliputi:
Memprioritaskan perpaduan teknologi yang tepat berdasarkan kerangka kerja kebutuhan dan nilai yang diciptakan
Pendekatan diagnostik penting untuk memilih perpaduan teknologi yang tepat untuk transformasi pedesaan.
Saat memilih teknologi yang tepat, penting untuk menilai kesenjangan pada:
- Akses warga terhadap layanan dasar
- Ketidakefisienan dalam mata pencaharian pedesaan saat ini dan keunggulan kompetitif
- Infrastruktur yang dibutuhkan untuk adopsi dan penyampaian teknologi
Mengembangkan kerangka kerja PPP untuk Integrasi Teknologi

Pengujian teknologi melalui kemitraan publik-swasta (PPP) dapat memastikan desain, eksekusi, dan keberlanjutan jangka panjang yang lebih baik.
Dalam PPP, pemerintah memberikan skala, kepercayaan, dan akses kepada penerima manfaat, sementara pemain swasta dapat memberikan inovasi, investasi, keahlian teknis, dan ketangkasan operasional.
Mengevaluasi peran komplementer teknologi untuk perencanaan dan evaluasi
Di luar penyampaian layanan, para pengambil keputusan harus mengevaluasi bagaimana teknologi dapat membantu memungkinkan perencanaan dan evaluasi proyek percontohan.
Misalnya, alat digital seperti survei seluler, pemetaan geospasial, dan penginderaan jauh dapat memungkinkan pengumpulan data yang cepat dan terperinci tentang kesehatan, mata pencaharian, infrastruktur, dan demografi.
Demikian pula, teknologi memungkinkan evaluasi yang cepat dan berbiaya rendah melalui alat-alat seperti sensor, pelaporan seluler, dan data satelit.
Hal ini memungkinkan siklus evaluasi yang lebih pendek, membuat proyek percontohan lebih lincah dan adaptif, sehingga dapat dimodifikasi sejak dini.
Membangun kemampuan sumber daya manusia di pedesaan sebagai saluran penyampaian layanan

Untuk implementasi jangka panjang, perlu juga berinvestasi dalam kemampuan sumber daya manusia baik untuk penyampaian teknologi maupun untuk memungkinkan kewirausahaan berbasis teknologi.
Transisi Menuju Pusat Inovasi Pedesaan
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, perlu juga membangun ekosistem inovasi di daerah pedesaan yang menggeser daerah-daerah ini dari ketergantungan pada teknologi impor menjadi pusat inovasi.
Investasi yang tepat sasaran dapat memungkinkan lokalisasi tersebut. Misalnya, para pengambil keputusan dapat membangun infrastruktur seperti inkubator teknologi pedesaan dan pertukaran data.
Selain itu, skema yang memberikan insentif untuk migrasi balik dapat memungkinkan pembangunan kemampuan teknologi pedesaan.
Di Korea Selatan, untuk meningkatkan adopsi pertanian di kalangan penduduk pedesaan, pemerintah meluncurkan lembah inovasi pertanian pintar.
Selain itu juga memberikan dukungan kepada kaum muda untuk mendirikan pertanian pintar. Termasuk akses ke lahan pertanian sewaan dan hibah untuk mendirikan pertanian pintar. (Fahma Ardiana)








