Perplexity, mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI), menghadirkan inovasi dalam pembaruan terbarunya untuk perangkat iOS. Fitur suara chatbot AI kini menawarkan tampilan yang lebih segar serta suara yang lebih mendekati percakapan manusia. Selain itu, sejumlah fitur interaktif turut disematkan, menandakan keseriusan Perplexity dalam bersaing dengan platform serupa seperti ChatGPT dan Google Gemini.
Sebelum pembaruan ini, kemampuan suara yang dimiliki Perplexity masih terbatas. Aplikasi ini memang dapat mengucapkan jawaban, tetapi tanpa ekspresi yang kaya serta menggunakan tampilan antarmuka mirip perangkat komunikasi dua arah, yang terkadang memperlambat interaksi. Kini, Perplexity telah menambahkan enam opsi suara berbeda. Meskipun masih berbasis teknologi text-to-speechโsehingga belum dapat menandingi tingkat ekspresi suara lanjutan ChatGPTโpeningkatan ini tetap signifikan. Pengguna kini dapat memilih suara yang terdengar lebih alami dan tidak monoton layaknya narator audiobook dari masa lalu.
Perbandingan dengan Chatbot Lain
Jika dibandingkan dengan kompetitornya, bagaimana kualitas mode suara terbaru Perplexity? Dari uji coba yang tidak berbasis penelitian ilmiah, ChatGPT masih memimpin dalam hal realisme suara. Chatbot besutan OpenAI ini menampilkan nada ekspresif, tawa yang terasa autentik, serta kemampuan untuk menyela percakapan secara alami. Sementara itu, Google Gemini menawarkan suara yang juga nyaman didengar, meskipun sedikit kurang lancar dibandingkan ChatGPT.
Also Read
Perplexity sendiri menghadirkan suara yang jelas dan mudah dipahami, tetapi tetap mempertahankan nada yang lebih netral dan kurang bervariasi. Meski demikian, ini bukanlah kelemahan, melainkan strategi yang berbeda. Alih-alih meniru percakapan manusia sepenuhnya, Perplexity lebih berfokus pada penyampaian informasi dengan akurat dan menyediakan sumber rujukan untuk setiap jawaban yang diberikan.
Integrasi Mode Suara dengan Fitur AI Lainnya
Salah satu keunggulan utama mode suara ini adalah integrasinya dengan fitur pencarian berbasis AI. Saat pengguna mengajukan pertanyaan, aplikasi tidak hanya memberikan jawaban secara verbal, tetapi juga menampilkan hasil pencarian lengkap dengan tautan ke sumber asli. Fitur ini memperkuat keunggulan Perplexity dalam menggabungkan AI dengan mekanisme pencarian informasi secara real-time.
Selain itu, desain antarmuka dalam mode suara juga mengalami perubahan. Tombol mikrofon kini digantikan dengan ikon berbentuk bola titik-titik yang dapat beradaptasi dengan suara serta sentuhan pengguna. Sentuhan desain ini memang tidak esensial, tetapi memberikan pengalaman visual yang lebih dinamis. Tidak hanya itu, pengguna kini dapat menyesuaikan tampilan aplikasi dengan berbagai widget, seperti informasi saham atau skor pertandingan olahraga. Dengan adanya fitur personalisasi ini, Perplexity semakin terasa seperti asisten pribadi yang lebih canggih dibandingkan sekadar chatbot biasa.
Ambisi Besar dengan Model Claude 3.7 Sonnet
Pembaruan ini juga mencakup peningkatan pada model AI yang digunakan. Perplexity kini mengandalkan model terbaru dari Anthropic, yakni Claude 3.7 Sonnet. Model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan kompleks serta menangani tugas berjenjang secara lebih efisien. Meskipun masih tergolong baru dan ulasannya beragam, Claude 3.7 diproyeksikan mampu menyaingi, atau bahkan melampaui, model AI yang digunakan oleh ChatGPT maupun Google Gemini.
Langkah besar yang diambil Perplexity dalam memperbarui mode suara menunjukkan bahwa mereka tidak berusaha mengalahkan ChatGPT atau Gemini di area yang sudah menjadi kekuatan kedua chatbot tersebut. Sebaliknya, Perplexity memperkuat keunggulannya sendiri dengan menghadirkan fitur yang membuat pengalaman interaksi lebih lancar, informatif, dan nyaman bagi pengguna. Dengan berbagai peningkatan ini, Perplexity semakin siap bersaing dalam ekosistem AI yang terus berkembang pesat.